Jumat, 02 November 2012

Kisah Perjalanan Seorang Anak Yatim

Kisah Perjalanan Seorang Anak Yatim
Ditulis oleh Oleh: Yue Yun & Lin Fan Senin, 23 Agustus 2010

Dalam sembilan tahun di Barisan Produksi dan Konstruksi Xinjiang , Han Xiu menyaksikan banyak kematian dari orang bercita-cita tinggi selama pengasingan mereka di perbatasan padang pasir. (Courtesy of Ms Han Xiu)
Pada September 1948, pasangan muda Amerika menyeberangi Samudera Pasifik dengan sebuah kapal angkatan laut Amerika bersama putra mereka, John dan seorang gadis dua tahun bernama Teresa (Han Xiu).
Ketika tiba di Shanghai, mereka menempatkan Teresa kecil di bawah perawatan neneknya, yang ia belum pernah temui.
Ini adalah awal perjalanan Han Xiu dari China, kembali ke Amerika dan kini sukses sebagai novelis terkenal.
Setelah ia mengikuti sekolah menengah, Han Xiu tahu dari neneknya bahwa ia dilahirkan di New York;, AS.
Ayahnya Willie Hanen adalah  atase militer asing Amerika yang dikirim ke Chongqing untuk membantu China memerangi Jepang 1943-1945. Sementara ibunya adalah mahasiswi China yang belajar di Amerika Serikat.
Ayahnya hanya melihatnya sekali di rumah sakit ketika dia lahir, dan ibunya bercerai sesudahnya. Nenek Han Xiu berencana pergi ke Taiwan bersama pemerintah Chiang Kai-shek, tetapi ia memutuskan untuk menetap di Shanghai menghabiskan sisa hidupnya untuk mengurus Han Xiu.
Meskipun Han Xiu adalah seorang siswa yang luar biasa di sekolah menengah, dia dianggap tidak memenuhi syarat untuk diizinkan masuk ke perguruan tinggi karena latar belakang keluarganya. Kertas ujian secara otomatis dianggap sebagai tidak layak dan dicap dengan kata-kata "tidak layak masuk."
Pada 1964, sekretaris Partai sekolahnya mengatakan bahwa Han Xiu tujuh belas tahun harus mengundurkan diri dari budaya Amerikanya dan menulis sebuah pernyataan tentang "memutuskan hubungan" dari ayahnya agar diizinkan untuk menghadiri kuliah. Ketika Han Xiu menolak, ia menjadi salah satu siswa Beijing pertama yang dikirim untuk tinggal dan menetap di pedesaan.
"Saya hanya berpikir bahwa saya pasti tidak akan mengkhianati ayah saya" kata Han Xiu.
Hal itu menjelaskan mengapa dia tanpa ragu-ragu menolak untuk mengecam budaya Amerika ketika ia berusia 17 tahun. 
Setelah Revolusi Besar Kebudayaan dimulai, sebuah poster dengan tulisan besar dipasang di sekolah Han Xiu di Propinsi Shanxi mengisyaratkan bahwa "pembela imperialisme" itu bersembunyi di sana. Ini isyarat buruk untuk Han Xiu, jadi dia memutuskan untuk meninggalkan Shanxi dan menuju Xinjiang.
Dia menghabiskan sembilan tahun berikutnya di Korps Produksi dan Konstruksi Xinjiang. Itu adalah di wilayah gurun terpencil di bagian selatan provinsi dimana angin dan pasir bertiup kuat sepanjang waktu. Dia tinggal di sebuah gua bawah tanah yang basah, makan kubis rebus dan roti jagung kukus setiap hari.
Dia sering sakit punggung luar biasa menyakitkan setelah menjadi sasaran kerja paksa yang sangat keras di luar batas daya tahan nya. Namun Han Xiu bertahan.
"Saya hanya ingin meninggalkan tempat ini hidup-hidup. Ini menjadi satu-satunya tujuan," katanya.
Suatu kali Han Xiu sedang duduk dengan kerumunan orang banyak dalam kritik publik besar dan mencela pertemuan yang diprakarsai oleh korps. Dia tidak tahan melihat pertumpahan darah dan slogan-slogan Partai Komunis China (PKC) dan mau pergi meninggalkannya. Namun, segera setelah ia mulai berdiri, ia dipukul dengan gagang senapan sampai tak sadarkan diri. Ketika ia terbangun tiga hari kemudian, dia menemukan dirinya ditinggalkan begitu saja dalam keadaan setengah terkubur di padang pasir. Dia merangkak kembali ke barak di mana ia menerima perawatan ringan hanya dengan antiseptik. Namun, Han Xiu menderita efek dari luka-luka yang ia derita selama bertahun-tahun.
Hidup Han Xiu dalam barisan membuatnya melihat wajah sebenarnya dari PKC dan bagaimana masyarakat China telah dipengaruhi olehnya.
"Dalam sembilan tahun, saya telah menyaksikan banyak individu-individu berpotensi  tewas dalam pengasingan mereka di perbatasan padang pasir terpencil. Ketika rezim berprasangka sesuatu tentang anda, mereka mencoba mengubah anda. Jika mereka tidak bisa mengubah anda, mereka akan mengirim anda kesuatu tempat di mana kerja paksa akhirnya yang akan membunuh anda, sehingga benar-benar merusak tubuh fisik anda. Sepanjang tahun, PKC dengan taktik yang tidak berubah yang telah mengejar para intelektual serta kelompok sosial lainnya. Taktik ini tampaknya berhasil," komentar Xiu.

Bertekad untuk Kembali ke Amerika Serikat

Han Xiu ditugaskan untuk bekerja di pabrik kolektif besar di Beijing sekembalinya dari Xinjiang pada  1976. Sekretaris Partai senang dengan pekerjaannya dan membantunya mendapatkan akte kelahiran dan paspor AS dari Biro Keamanan Umum Kota Beijing yang telah disita oleh pihak berwenang selama Revolusi Besar Kebudayaan.
Han Xiu kemudian pergi ke Kantor Biro Keamanan Umum Beijing Luar Negeri dengan harapan untuk mengkonfirmasi kewarganegaraannya dan kembali ke Amerika. Namun, biro itu akhirnya mengatakan bahwa dokumennya sudah kedaluarsa dan tidak bisa dipakai baik untuk pemerintah Amerika maupun China.
Namun Han Xiu tidak menyerah. Sebaliknya, dia memutuskan untuk berkunjung ke Kantor Penghubung Amerika Serikat di Beijing. Kantor ini didirikan setelah kunjungan Nixon untuk China ketika hubungan diplomatik resmi belum terbentuk dengan AS.
Saat itu 21 Februari 1977 hari paling tak terlupakan dalam hidup Han Xiu, ketika dia melangkah melintasi garis putih di pintu masuk Kantor Penghubung Amerika Serikat di Beijing. Seorang polisi militer dengan senapan segera bergegas menghampirinya. Han Xiu menjelaskan bahwa ia adalah seorang warga negara Amerika dan diperlukan untuk mengganti paspornya yang sudah kadaluarsa.
"Anda pasti bukan orang Amerika, orang Amerika akan tahu bahwa hari ini adalah hari libur dan tak seorang pun berada di kantor," cemooh perwira polisi militer tersebut.
Saat itu, kendaraan kecil berhenti dan seorang pria muda keluar dari mobil dan segera melihat bahwa Han Xiu pemegang paspor AS lama yang diterbitkan pada 1940-an. Dia bertanya apakah dia boleh melihat paspornya.
"Anda tidak boleh meninggalkan garis putih, tolong. Saya akan segera kembali," katanya kepada Han Xiu.
Dia adalah Penghubung resmi Franklin P. Werdlaw AS. Dia segera kembali dengan diplomat senior Jerome Christopher Ogden dan mereka mengatakan kepada polisi militer untuk membiarkan Han Xiu pergi ke kantor mereka.
Tak lama kemudian,, dalam waktu lima menit kewarganegaraan Amerikanya dikonfirmasi. Han Xiu diperintahkan untuk mengambil paspor baru dalam sebulan. Namun, karena Ogden mengasumsikan bahwa dokumennya akan disita lagi, dia memberikan nomor telepon lima pejabat kantor hubungan AS dan memintanya untuk mengingatnya dalam hati.
Han Xiu berada di bawah pengawasan polisi ketika ia pulang ke rumah. Dia tidak berhasil menghubungi salah satu dari lima Penghubung pejabat Amerika. Setelah satu bulan berlalu telepon untuk Ogden akhirnya bisa masuk. Dia secara singkat mengatakan bahwa dia akan mengambil paspor baru keesokan harinya.
Keesokan harinya, dengan asumsi bahwa dia sedang diikuti, ia mengambil rute langsung ke Kantor Hubungan AS dan berhasil berjalan menuju pintu masuk. Ogden sudah ada di sana menunggunya. Dia mengatakan kepada polisi militer bahwa keberadaanya disana untuk mengambil paspor. Dia berjalan tepat di depan polisi militer menyadari apa yang terjadi. Setelah dia menandatangani namanya di paspor baru, Ogden mengatakan bahwa ia telah resmi menjadi warga negara Amerika dengan paspor sah AS dan akan memberikan semua perhatiannya untuk membantu dia kembali ke AS.

Penolakan untuk Menyerah

Pada tengah malam, polisi masuk ke rumah Han Xiu, menangkapnya dan kembali menyita paspornya dan akte kelahirannya. Dalam delapan bulan berikutnya, ia diganggu dan menjalani berbagai "pembicaraan" dengan pihak berwenang, namun Han Xiu menangani mereka dengan kecerdasan dan tekad.
Sementara itu, setiap minggu Ogden pergi ke Kementerian Luar Negeri China dan menuntut agar pemerintah membiarkan Han Xiu pergi dan kembali ke Amerika, namun para pejabat China menjawab dengan cemoohan.
Pada Agustus 1977, Menteri Luar Negeri AS Cyrus Vance mengunjungi China untuk berbicara tentang membangun hubungan diplomatik dengan China. Kedua negara memiliki negosiasi yang rumit tentang orang Amerika yang masih tinggal di China.
"Mereka akhirnya memasukkan saya dalam kotak kue dan dikirimkan ke AS," kata Han Xiu bercanda.
Ketika ia menginjakkan kaki di tanah Amerika, Amerika mengembangkan tangannya untuk menyambut kembalinya warga negara yatim piatu ini. Segera setelah itu, dia dirujuk mengajar bahasa Mandarin di Akademi Diplomasi Amerikan di bawah Departemen Luar Negeri AS. Kepala akademi tidak senang karena pejabat Departemen Luar Negeri mengatakan bahwa ia "harus" mempekerjakan Han Xiu. Oleh karena itu ia bersikeras secara pribadi ingin mewawancarai Han Xiu.
Ketika ia pertama kali bertemu dengan kepala Akademi, dia menelitinya. Lalu tiba-tiba air mata berlinang.
"Saya kenal anda! Istri saya, anak dan saya adalah orang-orang yang membawa anda ke China. Anda akhirnya datang kembali! Tentu saja saya harus mempekerjakan anda," katanya.
Pada musim semi 1982, Han Xiu menikah dengan salah satu muridnya, seorang pejabat diplomatik AS. Mereka tinggal di Beijing selama tiga tahun, di mana Han Xiu berkumpul kembali dengan neneknya. Pada musim panas 1986, neneknya meninggal dengan tenang sebelum Han Xiu dan suaminya kembali ke AS.
Han Xiu mulai menulis pada 1982 dan saat ini ia terkenal di luar negeri dari 29 buku yang diterbitkan. Dia tinggal di sebuah kota kecil dekat Arlington National Cemetery di Washington DC, tempat ayahnya dimakamkan. (EpochTimes/man)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar